Rabu, 16 Oktober 2013

Ingin Menghasilkan Gambar yang Bagus? Perhatikan Hal-Hal Berikut!

Video_150x150Sebuah gambar yang bagus harus mempunyai komposisi yang baik. Yaitu ketika semua elemen yang dimasukkan dalam setiap frame ada dalam kesatuan yang harmonis, tidak berantakan apalagi tidak seimbang. Untuk menguasai hal tersebut, seorang kameramen – selain berlatih dengan banyak merekam – juga penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. 1. Pada saat pengambilan gambar, hindari penggunaan zoom yang berlebihan. Karena hal ini bisa menyebabkan gambar tidak fokus (out of focus), terutama pada kamera yang memiliki zoom digital.

  2. 2. Jangan terpaku untuk selalu merekam objek utama, tetapi objek disekirtarnya yang berkaitan juga perlu diperhatikan.

  3. 3. Hindari pengambilan gambar pada tempat-tempat yang tingkat pencahayaannya kurang. Namun jika kamera video yang digunakan memiliki fasilitas Light, maka cukup aktifkan fitur tersebut untuk menambah pencahayaan. Atau dalam hal ini bisa juga menggunakan cahaya tambahan.

  4. 4. Gunakan penyangga (tripod) untuk menghasilkan gerakan yang halus. Hal ini penting, karena tripod juga bisa meminimalisir adanya guncangan pada saat merekam.

  5. 5. Gunakan variasi-variasi sudut pandang kamera, seperti Bird Eye View (dari atas), High Angle (dari atas objek), Low Angle (dari arah bawah objek), Eye Level (sejajar dengan mata objek), Frog Eye (dari bawah), dan lain-lain.

  6. 6. Hindari penggunaan efek-efek yang terdapat pada kamera video. Sebab penggunaan efek lebih baik dilakukan pada saat editing. Namun, jika tidak berkeinginan untuk mengedit hasil rekaman, maka penggunaan efek bisa dilakukan.

  7. 7. Harus memperhatikan komposisi frame (bingkai), jangan sampai objek utama terpotong atau tidak masuk ke dalam frame.

  8. 8. Jika shot memperlihatkan adegan seseorang berjalan atau sedang menuju suatu tempat, maka sisakan ruangan di depan orang tersebut. Hal ini disebut looking space, yaitu jarak pandang objek terhadap batas frame.

  9. 9. Perihal backgroud (latar belakang) juga harus diperhatikan. Karena ada kalanya saat pengambilan gambar juru kamera tidak memperlihatkan latar belakang. Misalnya, latar belakang menyatu dengan foreground (latar depan), sehingga terkesan latar belakang dihasilkan dari foreground.

  10. 10. Untuk menghindari suara-suara noise yang ikut terekam, baiknya gunakan kamera video yang memiliki konektor untuk mikrofon eksternal. Atau bisa juga menggunakan mikrofon yang sudut rekamnya menyempit (mikrofon omni), sehingga hanya subjek utama saja yang terekam suaranya.

Demikian hal-hal yang perlu diperhatikan guna menghasilkan gambar yang bagus dan tidak berantakan apalagi tidak seimbang. Semoga bermanfaat!

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2013/10/ingin-menghasilkan-gambar-yang-bagus-perhatikan-hal-hal-berikut/

Wanita dan Tayangan Iklan TV

TV adalah suatu kebutuhan manusia yang sudah menjadi kebutuhan primer, tidak seorang pun di dunia ini yang mampu menghindar dari tayangan acara televisi. Meski sesibuk apapun, seseorang akan selalu menyempatkan waktu untuk melihat acara televisi. Bahkan belakangan ini berbagai tayangan acara televisi swasta sering menjadi bahan referensi dalam bersikap dan berperilaku dikehidupan sehari-hari dalam suatu masyarakat sekitar tersebut.
tv_online_advertising

Satu kekhawatiran yang saat ini masih menjadi polemik antara pakar dan praktisi komunikasi massa adalah dampak negatif dari tayangan iklan televisi terhadap pemirsa wanita. Televisi dianggap sangat berpengaruh terhadap kelompok yang lemah yaitu wanita, karena wanita mempunyai mental dan psikologis yang rendah dan lemah, terlebih lagi bila wanita itu berada dalam siklus kehidupan yang domestik dan tradisional. Sehingga, kaum wanita menjadi sasaran intervensi dalam tayangan televisi dengan berbagai macam corak ragam acaranya.


Beberapa hasil penelitian di Amerika, Paisley-Butler (Anonim, 2011) mengemukakan dari hasil penelitiannya bahwa kesan yang dibentuk dari iklan-iklan yang muncul tentang wanita, yaitu:

  1. 1. Merendahkan wanita. Dalam iklan, wanita digambarkan sebagai objek seks.
  2. 2. Menempatkan wanita di tempatnya. Wanita lebih banyak diperlihatkan dalam peran tradisional dan tidak berjuang dengan peran di luar mereka.
  3. 3. Wanita hanya memiliki dua tempat, yaitu sebagai istri atau ibu.
  4. 4. Menjadi ibu rumah tangga merupakan pekerjaan mutlak seorang wanita.

Sedang sebuah studi tentang perempuan dalam iklan majalah memberikan rumusan tentang konsep citra perempuan yang muncul dalam sebuah iklan. Konsep tersebut adalah: citra pigura, citra pilar, citra peraduan, citra pinggan, dan citra pergaulan (Tomagola, 1998). Secara rinci kelima rumusan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. 1. Pigura; wanita digambarkan sebagai mahluk yang harus memikat dengan ciri-ciri biologisnya seperti: buah dada, pinggul, dan ciri-ciri keperempuanan yang dibentuk oleh budaya; seperti rambut, panjang betis, dan lain-lain.
  2. 2. Pilar; digambarkan sebagai pilar pengurus utama keluarga; pengurus rumah tangga, dan wilayah tanggung jawabanya dalam rumah tangga. Dalam hal ini wanita bertanggung jawab terhadap keindahan fisik rumah suaminya, pengelolaan sumber daya rumah, dan anak-anak.
  3. 3. Peraduan; citra ini menganggap wanita sebagai objek seks atau pemuasan laki-laki. Seluruh kecantikan perempuan (kecantikan alamiah maupun buatan) disediakan untuk dikonsumsi laki-laki) seperti menyentuh dan dihargai. Bagian tubuh yang dieksploitir adalah betis, dada, punggung, pinggul dan rambut.
  4. 4. Pinggan; wanita digambarkan sebagai pemilik kodrat, setinggi apapun pendidikannya atau penghasilannya, kewajibannya tetap di dapur.

Wanita digambarkan sebagai mahluk yang dipenuhi kekhawatiran tidak memikat, tidak tampil menawan, tidak bisa dibawa ke muka umum, dan lain-lain.  Dan karena hal ini sangat berpengaruh, maka pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut akan sangat mempengaruhi wanita. Seorang wanita ingin tampil sempurna di lingkungan pergaulannya, dan inilah yang dimanfaatkan oleh produsen untuk memperkenalkan produknya.

Menanggapi hal yang demikian, maka baiknya wanita lebih berhati-hati dalam melihat tayangan iklan di televisi. Dan akan semakin baik jika wanita bisa menyikapi tayangan tersebut secara kritis dan analitis.


Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2013/10/wanita-dan-tayangan-iklan-tv/

Pakai Batik, Wujud Bangga Budaya Bangsa

Budaya menghias kain agar terlihat menarik merupakan salah satu kelebihan yang terpendam dari bangsa Indonesia. Dengan olahannya yang relatif rumit, batik menggambarkan jalinan perbedaan yang bisa diikat dalam sebuah komposisi keindahan. Batik adalah salah satu bentuk bahasa visual yang indah, yang memberikan makna pada setiap warna dan motifnya. Sehingga setiap batik memiliki pesan yang berbeda untuk setiap tempat dan suasana.
i-love-batik-indonesia-300x300
Sejak tanggal 2 Oktober 2009, Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diresmikan oleh UNESCO (United Nations Educational Scientific And Cultural Organization),  Organisasi PBB yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Seni menulis atau melukis di kain ini pada umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian, dengan teknik pewarnaan menggunakan malam. Pemahaman tentang arti batik ini dapat diketahui dari nama batik itu sendiri, karena batik di ambil dari kata ”ambatik”, yang merupakan perpaduan kata amba dan tik,yang dalam bahasa Jawa, amba memiliki arti menulis, sedangkan tik  adalah titik kecil.

Tradisi membatik ini pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga tidak heran bila ditemukan motif yang dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif dari batik mampu menunjukkan status/derajat dari pemakainya, itulah mengapa masih ada beberapa motif batik tradisional yang hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Sebagai warisan budaya Indonesia, batik memiliki eksistensi yang tidak tergerus zaman, karena batik mampu beradaptasi dengan perkembangan mode pakaian yang saat ini terus berkembang. Sehingga tidak heran jika batik kini tidak hanya menjadi pakaian khas untuk mereka para orang-orang tua, namun juga ramaja, bahkan anak-anak. Saat ini batikpun tidak hanya digunakan dalam upacara adat, namun juga dalam keseharian, sehingga banyak sekali bermunculan baju-baju bermotif batik. Selain itu, pemanfaatan corak batikpun tidak dibatasi hanya untuk pakaian, melainkan untuk tas, jaket, pelindung HP, topi, sarung tangan, sepatu, sandal, bahkan helm, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Itu merupakan wujud kreatifitas dari para warga Indonesia, yang dengan pintar memanfaatkan peluang sekaligus turut melestarikan seni batik, yang merupakan ciri khas Negara Indonesia. Di awali dengan mencintai dahulu, lalu muncul rasa memiliki yang akhirnya berkembang pada hasrat untuk terus melestarikan. Memahami hal tersebut, sebagai warga Indonesia, mari lestarikan budaya memakai batik sebagai wujud kebanggaan akan budaya bangsa. (eva/dmb)


Sumber:  http://mediacenter.malangkota.go.id/2013/10/pakai-batik-wujud-bangga-budaya-bangsa/

Jangan Biarkan Televisi Mengikis Budaya Baca!

Membaca merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang tinggi. Bila budaya baca masyarakat di suatu Negara itu tinggi, maka bisa dipastikan SDM di Negara tersebut akan mampu bersaing dengan SDM Negara lain melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
bookvstv
Namun masalahnya, hingga saat ini budaya baca masyarakat Indonesia dinilai masih kurang. Padahal dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, setiap orang dituntut untuk gemar membaca sejak dini.

Rendahnya budaya baca di Indonesia terjadi hampir pada seluruh kelompok sosial. Seperti Siswa, Mahasiswa, serta Guru ataupun Dosen. Apalagi dikalangan masyarakat biasa yang memang dalam keseharianya tidak banyak berkepentingan dengan buku. Walaupun penyelidikan tentang budaya baca ini belum menyeluruh (Nasional), namun dari beberapa survei yang dilakukan oleh para peneliti cukup memberikan gambaran rendahnya budaya baca di Indonesia.

Salah satu faktor penyebab rendanya budaya baca adalah maraknya program Televisi yang semakin menggoda dengan kemasan acaranya yang menarik. Perlu diakui bahwa Televisi memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media lainya. Misalnya dari segi waktu, media Televisi tergolong cepat dalam menyebarkan berita atau informasi kepada masyarakat luas. Media ini juga memiliki kelebihan dalam hal audio visual, sehingga dengan adanya gambar bergerak ditambah efek suara dapat memudahkan audiens dalam memahami isi acara. Kemudian untuk jangkauannya, Televisi tergolong media dengan jangkauan yang cukup luas hingga kepelosok negeri.

Sesungguhnya kehadiran Televisi tidak akan bermasalah jika seseorang dapat berlaku selektif dalam memilih acara TV. Namun kenyataanya, banyak kalangan seperti anak-anak, remaja, dan ibu-ibu yang terlena dengan beragamnya sajian TV. Sehingga, mereka lebih betah menghabiskan waktu berjam-jam mengikuti acara TV dari pada membaca.

Fenomena ini terjadi di Indonesia sebab Televisi masuk lebih dulu dan mendapat tempat dalam masyarakat dari pada budaya gemar membaca. Sehingga kesempatan untuk memperkenalkan budaya baca cukup sulit, karena masyarakat yang sudah terlanjur gemar menonton TV. Sebaliknya, yang terjadi di Negara maju seperti Amerika dan Jepang, budaya baca lebih dulu mewarnai dan mengakar kuat pada masyarakatnya. Sehingga kehadiran teknologi TV tidak terlalu mempengaruhi budaya baca mereka.

Mengingat pengaruh Televisi yang begitu besar terhadap minat baca suatu masyarakat, maka sebaiknya pemerintah lebih membatasi tayangan Televisi yang disiarkan. Agar acara TV tersebut bisa berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Dan jangan sampai tayangannya hanya ditujukan untuk mengejar rating dan keuntungan semata, tanpa memperhatikan etika penyiaran. Sedang bagi masyarakat Indonesia, sudah saatnya untuk melatih kebiasaan membaca dan meminimalisir waktu yang dihabiskan untuk menonton TV.


Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2013/10/jangan-biarkan-televisi-mengikis-budaya-baca/

Seni Berkomunikasi dengan Persuasi yang Efektif

Persuasi (membujuk) merupakan salah satu bentuk dari social influence (pengaruh sosial). Dengan memiliki teknik persuasi yang baik, seseorang akan memiliki social influence yang baik pula.
persuasi_300x300
Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, secara tidak disadari merupakan bakat alamiah manusia yang diciptakan dengan kemampuan akal yang lebih tinggi. Sehingga, manusia bisa survive dengan modal kemampuan persuasi yang dimilikinya.

Penjelasan tentang teknik-teknik persuasi yeng efektif berikut merupakan suatu seni dalam berkomunikasi. Sejauh ini teknik teknik tersebut telah banyak membantu orang-orang berprestasi mengubah gagasan pribadinya menjadi hasil yang positif. Teknik-teknik itu meliputi:

  1. 1. Jadilah seorang pembujuk yang percaya diri. Diartikan sebagai percaya akan kemampuan dalam mencapai keberhasilan diri.

  2. 2. Lakukan persuasi yang hebat di empat menit pertama dalam perbincangan. Bentuk penampilan semenarik mungkin, karena kesan pertama seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang pertama kali mereka lihat. Kemudian sampaikan persuasi dengan suara yang santun dan baik sambil menyeimbangkan posisi dengan komunikan.

  3. 3. Bahasakan tubuh dengan sopan dan welcome hingga mampu memancarkan citra diri.

  4. 4. Bangun kepercayaan dan kredibilitas komunikan dengan memberi pertanyaan yang mendorong seseorang untuk bercerita tentang dirinya, lalu berikan tanggapan dan bukannya reaksi dengan kata-kata yang tepat diwaktu yang tepat pula.

  5. 5. Jadilah pendengar yang baik dan tulus dengan menyeimbangi perbincangan. Simak dengan baik keluhan mereka dan berikan tanggapan/jawaban atas pertanyaan itu.

  6. 6. Bantu orang lain mengurangi ketakutan yang menutup pikiran mereka pada perubahan dengan meyakinkan mereka.

  7. 7. Bersikaplah terbuka pada masukan/kritikan.

  8. 8. Gunakan humor yang membangun dalam meningkatkan persuasi yang hebat. Bisa dengan cara menggunakan kalimat yang mengecilkan masalah atau kalimat ironi. Contoh: “Sangat mudah untuk berhenti merokok. Saya telah melakukannya seribu kali.”

  9. 9. Kembangkan karisma diri. Dengan cara jadilah diri sendiri, bersikap terbuka pada orang lain, berharap bahwa orang lain akan menyukai, dan bekerja untuk mencapai sasaran.

  10. 10. Beri dukungan pada pendengar dan refleksikan pengalaman pendengar.

  11. 11. Mintalah dukungan dan dapatkan komitmen yang kuat untuk partisipasi aktif.

Kemampuan untuk membujuk adalah dasar dari kemampuan untuk memimpin. Karenanya, dengan mempelajari teknik-teknik tentang bagaimana cara untuk meyakinkan orang lain agar percaya, mengikuti, dan membantu, akan memberi kulaitas-kualitas kepemimpinan pada diri yang lebih kuat dan membuat setiap gagasan-gagasan menjadi menarik.


Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2013/10/seni-berkomunikasi-dengan-persuasi-yang-efektif/