Rabu, 16 Oktober 2013

Wanita dan Tayangan Iklan TV

TV adalah suatu kebutuhan manusia yang sudah menjadi kebutuhan primer, tidak seorang pun di dunia ini yang mampu menghindar dari tayangan acara televisi. Meski sesibuk apapun, seseorang akan selalu menyempatkan waktu untuk melihat acara televisi. Bahkan belakangan ini berbagai tayangan acara televisi swasta sering menjadi bahan referensi dalam bersikap dan berperilaku dikehidupan sehari-hari dalam suatu masyarakat sekitar tersebut.
tv_online_advertising

Satu kekhawatiran yang saat ini masih menjadi polemik antara pakar dan praktisi komunikasi massa adalah dampak negatif dari tayangan iklan televisi terhadap pemirsa wanita. Televisi dianggap sangat berpengaruh terhadap kelompok yang lemah yaitu wanita, karena wanita mempunyai mental dan psikologis yang rendah dan lemah, terlebih lagi bila wanita itu berada dalam siklus kehidupan yang domestik dan tradisional. Sehingga, kaum wanita menjadi sasaran intervensi dalam tayangan televisi dengan berbagai macam corak ragam acaranya.


Beberapa hasil penelitian di Amerika, Paisley-Butler (Anonim, 2011) mengemukakan dari hasil penelitiannya bahwa kesan yang dibentuk dari iklan-iklan yang muncul tentang wanita, yaitu:

  1. 1. Merendahkan wanita. Dalam iklan, wanita digambarkan sebagai objek seks.
  2. 2. Menempatkan wanita di tempatnya. Wanita lebih banyak diperlihatkan dalam peran tradisional dan tidak berjuang dengan peran di luar mereka.
  3. 3. Wanita hanya memiliki dua tempat, yaitu sebagai istri atau ibu.
  4. 4. Menjadi ibu rumah tangga merupakan pekerjaan mutlak seorang wanita.

Sedang sebuah studi tentang perempuan dalam iklan majalah memberikan rumusan tentang konsep citra perempuan yang muncul dalam sebuah iklan. Konsep tersebut adalah: citra pigura, citra pilar, citra peraduan, citra pinggan, dan citra pergaulan (Tomagola, 1998). Secara rinci kelima rumusan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. 1. Pigura; wanita digambarkan sebagai mahluk yang harus memikat dengan ciri-ciri biologisnya seperti: buah dada, pinggul, dan ciri-ciri keperempuanan yang dibentuk oleh budaya; seperti rambut, panjang betis, dan lain-lain.
  2. 2. Pilar; digambarkan sebagai pilar pengurus utama keluarga; pengurus rumah tangga, dan wilayah tanggung jawabanya dalam rumah tangga. Dalam hal ini wanita bertanggung jawab terhadap keindahan fisik rumah suaminya, pengelolaan sumber daya rumah, dan anak-anak.
  3. 3. Peraduan; citra ini menganggap wanita sebagai objek seks atau pemuasan laki-laki. Seluruh kecantikan perempuan (kecantikan alamiah maupun buatan) disediakan untuk dikonsumsi laki-laki) seperti menyentuh dan dihargai. Bagian tubuh yang dieksploitir adalah betis, dada, punggung, pinggul dan rambut.
  4. 4. Pinggan; wanita digambarkan sebagai pemilik kodrat, setinggi apapun pendidikannya atau penghasilannya, kewajibannya tetap di dapur.

Wanita digambarkan sebagai mahluk yang dipenuhi kekhawatiran tidak memikat, tidak tampil menawan, tidak bisa dibawa ke muka umum, dan lain-lain.  Dan karena hal ini sangat berpengaruh, maka pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut akan sangat mempengaruhi wanita. Seorang wanita ingin tampil sempurna di lingkungan pergaulannya, dan inilah yang dimanfaatkan oleh produsen untuk memperkenalkan produknya.

Menanggapi hal yang demikian, maka baiknya wanita lebih berhati-hati dalam melihat tayangan iklan di televisi. Dan akan semakin baik jika wanita bisa menyikapi tayangan tersebut secara kritis dan analitis.


Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2013/10/wanita-dan-tayangan-iklan-tv/

1 komentar:

  1. infonya bagus Gan, Ane izin copy ke blog toko online Ane. Kalo minat mau nyari obat aborsi ampuh bisa mampir ke lapak Ane di http://www.rumah-wanita.com/

    BalasHapus