Kamis, 17 Mei 2012

Contoh Permasalahan dalam Komunikasi Massa


1.             Salah satu elemen media massa yang menunjukkan tingkat keberdayaan audiens/khalayak dalam berinteraksi dengan media massa adalah filter atau “perangkat” penyaring nilai-nilai yang ditawarkan media. Pertanyaannya adalah bagaimana cara mengoptimalkan filter tersebut, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi optimalisasinya? Beri analisis secukupnya!
Cara mengoptimalkan filter media massa adalah dengan bersikap adil dalam menyaring nilai-nilai yang ditawarkan media. Karena nilai itu relatif sifatnya, maka tidak memandang berat sebelah pada kelompok tertentu. Lebih baik lagi jika diambil jalan yang nantinya tidak akan merugikan tiap kelompok.
Faktor yang mempengaruhi optimalisasi filter media adalah keegoisan pihak-pihak tertentu dalam mempengaruhi filter media massa demi pemenuhan kebutuhan pribadinya. Karena adanya kepentingan, pihak-pihak yang berkemampuan bisa saja mengabaikan sebagian kelompok masyarakat, karena merasa sebagian yang lain cukup mampu memenuhi kebutuhannya.
Contohnya adalah film-film indonesia, yang meski telah dinyatakan lulus sensor, namun ketika tayang tetap saja ada adegan-adegan porno yang tidak layak untuk dipertontonkan. Mengingat pula negara Indonesia memiliki Undang-Undang terkait itu. Hal ini terjadi, karena masyarakat penikmat film memang cenderung lebih menyukai film yang memiliki unsur porno. Karenanya sebagian dari pihak media beranggapan bahwa jika itu dihilangkan, akan mengurangi nilai hasil yang didapat. Padahal tidak sedikit juga film yang bermoral baik dan sehat yang menghasilkan untung banyak.
Oleh sebab itu, demi menghilangkan kebiasaan buruk masyarakat penikmat film Indonesia tersebut, pihak media perlu untuk lebih kreatif lagi dalam berkarya. Sehingga menghasilkan suatu karya yang mengandung nilai moral yang baik, yang nantinya akan berdampak positif pada masyarakat. Dengan demikian, media juga tidak akan kesulitan dalam menyaring nilai-nilai dari apa yang ditawarkannya.
2.             Mengapa media massa tidak sepenuhnya dan selamanya bersikap idealis dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat?
Karena dalam pengerjaannya, terdapat pengaruh dari masyarakat besar yang terdiri dari kelompok-kelompok tertentu seperti politisi, pengusaha, dan lain-lain yang memanfaatkan media untuk memenuhi kebutuhan kelompoknya. Belum lagi media juga tetap berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pribadinya. Sehingga selain menyampaikan informasi sesuai dengan bagaimana adanya. Tidak jarang juga media memanipulasi suatu berita untuk kepentingannya. Hal ini biasa dilakukan oleh wartawan yang sengaja membesar-besarkan suatu berita, agar berita tersebut tetap aktual, hingga wartawan tidak kesulitan dalam mencari berita. Namun tidak hanya oleh wartawan, para atasan media yang memiliki kepentingan pribadi juga bisa berbuat demikian, seperti Surya Palo sebagai pemilik metro TV yang memanfaatkan medianya untuk mempromosikan dirinya dalam pemilu, atau lebih dari itu, ia dapat menyengajakan adanya pemberitaan yang buruk dari kandidat lain.
3.             Buat formulasi (skema) proses komunikasi massa yang efektif, berikut analisisnya!

·                Stimulasi
Adanya sumber yang terstimulasi untuk menyampaikan pesan, bisa berasal dari emosi/hal-hal yang dapat diindra.
·                Encoding oleh Komunikator
Sumber pesan menempatkan pikirannya ke dalam simbol-simbol yang dapat dipahami oleh siapapun yang menjadi tujuan pesan. Wujudnya bisa berupa ucapan, tulisan, atau gambar.
·                Isi Pesan
Berisi informasi atau hiburan.
·                Produksi pesan.
Pesan dikodekan hingga cocok dengan alat/media yang akan digunakan untuk transmisi.
·                Analisa Pesan oleh Gatekeeper
Gatekeeper memutuskan mana yang akan disiarkan dan mana yang tidak. Mereka mengambil keputusan tentang apa yang harus lebih ditonjolkan, serta menyortir untuk memilih informasi mana yang cocok untuk dipublikasi.
·                Regulator
Tahap ini hanya akan ada jika apa yang disampaikan masih dirasa tidak pantas untuk disebarkan oleh pemerintah atau kelompok-kelompok penekan.
·                Transmisi Pesan.
·                Decoding oleh Komunikan
Dalam tahap penerimaan pesan ini, sebelum sampai pada komunikan, pesan ditangkap oleh media yang digunakan, barulah komunikan merekonstruksi pesan itu.
·                Internalisasi
Jenis decoding lanjutan dalam komunikasi massa, yakni orang memahami pesan yang telah dikodekan.
·                Feecback bisa dihasilkan ketika pesan tersebut telah internalisasi, atau ketika masih direkonstruksi. Namun, yang lebih sering adalah ketika sudah diinternalisasi, karena pada tahap ini orang sudah benar-benar memahami pesan.
4.             Apa langkah yang seharusnya dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam mendorong media massa menjadi media penyalur informasi yang beretika dan bermartabat?
Dalam elemen komunikasi massa, kita mengenal satu elemen yang disebut dengan regulator, yakni orang nonmedia dan institusi nonmedia yang mempengaruhi pesan komunikasi massa sebelum pesan sampai ke tujuan. Di sini cukup jelas bahwa masyarakat terutama pemerintah memiliki hak/wewenang dalam melakukan sensor terhadap informasi yang disampaikan media massa.
Sebenarnya, arti penting sekaligus tugas dari media massa adalah sebagai penyalur/sumber informasi dan hiburan yang disampaikan pada masyarakat luas. Namun, dewasa ini media massa sudah banyak tersentuh oleh unsur politik dari kelompok-kelompok tertentu yang memiliki kepentingan masing-masing. Hingga tidak sedikit informasi yang sampai pada masyarakat, sebelumnya telah disetting oleh kelompok-kelompok tersebut.
Kunci pertama yang perlu dipegang jika ingin mendorong media massa menjadi media penyalur informasi yang beretika dan bermartabat adalah dengan tidak memanfaatkan media demi kebutuhan pribadi baik oleh pemerintah ataupun masyarakatnya. Hal yang demikian jika diteruskan, selain mengakibatkan perpecahan antar kelompok, menjadi tidak adil juga bagi masyarakat kecil, karena akan terpengaruh oleh media yang notabenenya adalah demi pemenuhan kebutuhan oleh kelompok-kelompok tertentu.
Kunci kedua, kembali pada media massa itu sendiri, yang harus sadar akan tugas utamanya dengan tidak hanya mementingkan ego pribadi. Masyarakat dan media itu saling membutuhkan, masyarakat butuh informasi yang disediakan media massa, dan media massa butuh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhannya. Namun, ada hal yang perlu digaris bawahi, yakni sangat salah jika media massa hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhannya, itu akan berdampak pada segala cara yang dibenarkan media massa dalam melaksanakan tugasnya. Padahal jika media massa dapat bersikap jujur, beretika dan bermartabat dalam menyampaikan informasi, maka kebutuhan tersebut akan terpenuhi dengan sendirinya.
5.             Pilih salah satu teori komunikasi massa berikut ini, Jarum Hipodermik, Uses and Gratification, Agenda Setting, dan Teori Kultivasi, kemudian lakukan analisis kontekstual dengan cara:
a.             Mencontohkan kasus/fenomena broadcasting/advertising yang menggambarkan aplikasi teori tersebut.
Salah satu contoh gambaran aplikasi kasus/fenomena broadcasting dari teori ini adalah program acara sinetron yang seragam yang pernah diputar televisi swasta Indonesia. Seperti Yusra dan Yumna, Putri yang Ditukar, Karunia, dan lain-lain. Masing-masing sinetron tersebut membahas konflik antara orang tua dan anak. Dan lagi sinetron Pernikahan Dini, Terpikat, dan Tersanjung, yang masing-masing konfliknya adalah kehamilan di luar nikah.
Ada juga dibeberapa film yang menyajikan adegan-adegan yang tidak selayaknya menjadi konsumsi publik seperti ciuman, ritual ke dukun, seks bebas, dll.
b.             Menganalis kesesuaian (relevansi) antara teori dengan fenomena yang Anda contohkan.
Teori kultivasi (cultivation theory) yang dikenalkan oleh Profesor George Gerbner ini menyatakan bahwa televisi menjadi media atau alat utama di mana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak seseorang tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak dengan televisi, seseorang belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya.
Terkait dengan contoh kasus di atas, para pecandu berat televisi akan mengatakan bahwa di masyarakat sekarang banyak gejala tentang hamil di luar nikah karena televisi lewat sinetronnya banyak atau bahkan selalu menceritakan kasus tersebut. Pendapat ini tidak salah, hanya saja terlalu menggeneralisir ke semua lapisan masyarakat. Yakni adanya gejala hamil di luar nikah itu memang benar, namun mengatakan bahwa semua gadis sudah hamil di luar nikah itu salah. Hal ini dikarenakan para pecandu sinetron itu sangat percaya bahwa apa yang terjadi pada masyarakat itulah seperti yang dicerminkan dalam sinetron-sinetron.
Termasuk di sini konflik antara orang tua dan anak. Benak penonton akan mengatakan bahwa saat ini semua anak memberontak kepada orang tua dikarenakan perbedaan antara keduanya. Mereka yakin bahwa televisi adalah potret sesungguhnya dunia nyata. Padahal dalam kenyataannya, tidak sedikit anak-anak yang masih hormat atau bahkan selalu mengiyakan apa yang dikatakan orang tuanya.
c.              Membuat kesimpulan analisis/asumsi.
1.             Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu untuk menonton televisi, semakin kuat kecenderungan orang tersebut menyamakan realitas televisi dengan realitas sosial.
Dunia nyata (real world) di sekitar penonton dipersamakan dengan dunia rekaan yang disajikan televisi. Dengan bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa penonton mempersepsi apapun yang disajikan televisi sebagai kenyataan sebenarnya. Namun teori ini tidak menggeneralisasi pengaruh tersebut berlaku untuk semua penonton, melainkan lebih cenderung pada penonton dalam kategori heavy viewer (penonton berat), yakni mereka yang menonton televisi lebih dari 4 jam tiap harinya. Mereka duduk di depan televisi dalam kurun waktu yang cukup lama tanpa peduli apakah tayangan televisi yang mereka saksikan merupakan acara yang mereka suka/perlukan ataukah tidak. Karenanya, mereka sangat mudah terpengaruh oleh isi tayangan televisi.
2.             Terpaan pesan televisi yang terus menerus menyebabkan pesan tersebut diterima khalayak sebagai pandangan konsensus masyarakat.
Terpaan televisi yang intens dengan frekuensi yang kerap dan terus menerus serta disiarkan lebih dari satu program televisi membuat apa yang ada dalam pikiran penonton televisi sebangun dengan apa yang disajikan televisi. Karena alasan ini kemudian mereka menganggap bahwa apapun yang muncul di televisi merupakan gambaran kehidupan sebenarnya, yakni gambaran kehidupan yang disepakati secara konsensual masyarakat. Dalam konteks ini berarti, jika penonton melihat orang hamil di luar nikah, atau melihat adegan ciuman di antara dua orang yang masih pacaran dalam sebuah film maka penonton akan menganggap hal itu lumrah saja terjadi di kehidupan nyata di lingkungannya.
3.             Televisi membentuk kemampuan memantapkan dan menyeragamkan berbagai pandangan di masyarakat tentang dunia di sekitar mereka serta mengimplikasikan pengaruh pesan media dalam persepsi realita, jadi apa yang masyarakat lihat di televisi adalah apa yang akan mereka lihat di dunia nyata.

2 komentar:

  1. bagus blognya, follow blog ku juga donk di http://amarsuteja.blogspot.com/

    BalasHapus