Rabu, 06 Februari 2013

Proposal Penelitian Analisis Teks Media - Makna Iklan Kuku Bima Ener-G! Versi Kepulauan di Indonesia (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)


A.           Konteks Penelitian
Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah ke bawah dan golongan menengah ke atas. Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun kelompok.[1]
Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat para ahli menyebutnya sebagai gejala revolusi dalam berkomunikasi. Hal ini dikarenakan adanya kemampuan dan potensi teknologi komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas. Sebab, batasan-batasan yang dulu dialami manusia dalam berhubungan satu sama lainnya, kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai sarana komunikasi mutakhir, seperti penggunaan satelit. Dengan adanya satelit, hampir tidak ada lagi batas jarak dan waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju di manapun, dan kapan saja diperlukan.[2]
Salah satu teknologi komunikasi yang berkembang dengan sangat pesat dewasa ini adalah komunikasi dengan media elektronik. Hingga tidak heran – dalam hal ini saya ambil contoh perusahaan surat kabar, jika sebelumnya beberapa perusahaan tersebut masih menggunakan media cetak, kini beralih ke media elektronik. Oleh karenanya, meski banyak koran yang masih diterbitkan dan beredar luas, namun banyak pula surat kabar yang beritanya bisa diakses melalui internet. Hal ini tidak lain sebab pihak perusahaan yang ingin memaksimalkan berkembangnya teknologi komunikasi terutama melalui media elektronik.
Masih terkait dengan media elektronik, setiap harinya, pemirsa televisi disuguhi berbagai macam tayangan baik berita maupun nonberita. Di sela-sela tayangan program acara tersebut, pemirsa televisi juga akan mendapatkan tayangan berbagai macam iklan produk dan jasa yang tujuannya adalah untuk mempromosikan atau menawarkan produk dan jasa tersebut. Salah satunya adalah produk minuman Kuku Bima Ener-G yang menampilkan iklan versi kepulauan di Indonesia, yakni NTT, Papua, Sumatera Utara, Semarang, dan Maluku.[3]
Jika kebanyakan iklan menayangkan gambar dan audio visual yang langsung memberikan materi iklan secara jelas, langsung dan gamblang yang berisi format tentang produk suatu perusahaan yang digunakan untuk mencapai tingkat penjualan maksimal atas suatu produk. Maka dalam iklan Kuku Bima ini sebaliknya, informasi tentang suatu produk atau pesan atau misi perusahaan tidak secara langsung disampaikan dalam materinya. Dan hal ini lah yang kemudian mendasari peneliti untuk melakukan penelitian terhadap kandungan makna yang ada pada iklan Kuku Bima Ener-G veri kepulauan di Indonesia.
B.            Fokus Penelitian
1.             Apa makna pesan yang terdapat dalam iklan Kuku Bima Ener-G Versi kepulauan di Indonesia?
2.             Apa tujuan yang diinginkan oleh PT Sido Muncul selaku pemilik produk dalam iklan Kuku Bima Ener-G versi kepulauan di Indonesia?
C.           Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada fokus penelitian tersebut dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah:
1.             Mendeskripsikan makna pesan yang terdapat dalam iklan Kuku Bima Ener-G Versi kepulauan di Indonesia.
2.             Mencari tahu tujuan yang diinginkan oleh PT Sido Muncul selaku pemilik produk dalam iklan Kuku Bima Ener-G versi kepulauan di Indonesia.

D.           Manfaat Penelitian
1.             Secara Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi referensi keilmuan dan memberikan sumbangsih bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dibidang periklanan (advertising).
2.             Secara Praktis
Penelitian ini dapat menambah daya nalar kritis, serta memberi kontribusi nyata pada pihak praktisi media dan agen periklanan untuk meningkatkan kualitas iklan.
Bagi masyarakat sendiri, penelitian ini bisa menjadi referensi dan acuan untuk memahami makna di balik iklan.
E.            Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Sebelumnya sudah ada beberapa peneliti yang menganalisa iklan dengan analisis semiotika, namun terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut adalah penelitian dengan judul “Makna Simbol ‘Supporter’ Persebaya (Analisis Semiologi Komunikasi)” tahun penelitian 2004 oleh Zainuddin Nur Rochman.
Dalam penelitian ini, dinyatakan bahwa semua tanda yang ada dalam simbol Supporter Persebaya merupakan gambar bonek secara utuh, yang berartikan berjuang untuk memberikan semangat pada Persebaya dan memperbaiki citra buruk yang selama ini menempel pada bonek.
Persamaannya terletak pada jenis model semiotika yang digunakan, yakni sama-sama menggunakan model semiotik Roland Barthes. Serta teknik pengumpulan data yang juga menggunakan teknik wawancara.
Adapun perbedaannya terletak pada metode penelitiannya. Dalam penelitian Zainuddin, metode yang digunakan adalah deskriptif interpretatif, yakni penelitian yang bertolak dari data dan bermuara pada simpulan-simpulan untuk kemudian ditarik kesimpulan atau mengemukakan data-dat yang bersifat umum dan ditarik lagi hingga kesimpulan tersbeut bersifat khusus. Sedangkan pada penelitian ini, penelitian dilakukan pada iklan televisi dengan menggunakan metode paradigma kritis yang selalu curiga dan mempertanyakan kondisi masyarakat dewasa ini.
F.            Definisi Konsep
Untuk mempermudah proses anaisis, maka definisi yang terdapat dalam judul perlu dijelaskan jangkauan operasionalnya. Definisi tersebut diantaranya adalah:
1.             Iklan Kuku Bima Ener-G Versi Kepulauan Indonesia
Commercial/iklan merupakan tayangan pendek yang umumnya berdurasi 15, 30, atau 60 detik yang dibuat khusus sebagai media promosi produk tertentu, dengan tujuan memotivasi seorang pembeli potensial dan mempromosikan suatu produk atau jasa untuk mempengaruhi pendapat publik dan memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Itulah sebabnya, iklan dibuat semenarik mungkin, terkadang dengan biaya yang sangat tinggi. Iklan yang baik tidak akan digarap secara berlebihan, tidak mengabaikan sisi psikologis, sosiologis, dan ekologis penonton atau sasaran produk yang diiklankan. Sebaliknya, iklan yang buruk akan menyampaikan pesan dengan mengesampingkan estetika.[4]
Kuku Bima Ener-G adalah merek dagang dari minuman energi produksi PT Sido Muncul. Produk minuman energi ini diluncurkan pada tahun 2004, Dalam peluncurannya, Kuku Bima Ener-G memecahkan mitos bahwa minuman energi selalu berwarna kuning, dengan rasa yang serupa. Karenanya, berbagai varian Kuku Bima Ener-G terdiri dari macam-macam rasa dan warna, dengan kandungan yang tak jauh dari produk serupa, yakni kafein.[5] Hingga kini Kuku Bima Energi telah memiliki 6 varian rasa: orisinal, anggur, jeruk, kopi, jambu, kopi, dan teh. Dua yang disebut belakangan baru diluncurkan pada 2007.
Dalam memasarkan produknya, PT Sido Muncul ikut mendorong pertumbuhan  pariwisata di sejumlah daerah, melalui produk unggulan Kuku Bima Energi dengan meluncurkan tiga versi iklan terbaru versi kepulauan di Indonesia yang dikemas dalam tema “Mari Berwisata di Negeri Sendiri”.
Dalam iklannya, gambar diambil di tiap daerah yang berbeda-beda. Seperti pada versi Maluku, yang lebih mengangkat pariwisata dan budaya masyarakat Ternate, pengambilan gambar seputar daerah Ternate, Ambon dan Saparua.
Sementara versi Sumatera Utara, disamping menggambarkan keindahan Nias, Toba dan Taman Mas Gunung Leuser juga menampilkan ragam kuliner di Medan, sedangkan versi Labuan Bajo II  pengambilan gambar pada pengembangan pariwisata Manggarai Barat yang mengedepankan pariwisata yang ramah lingkungan dan tetap menghargai budaya Manggarai Barat. Di daerah itu pengambilan gambar lebih banyak di kawasan taman Air Terjun Cunca Wulang, Pulau Komodo, Pantai Pink Beach, Takamasa dan kampung Bena di Bajawa.[6]
2.             Analisis Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunanai semion yang mempunyai arti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Dengan demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda.[7]
Semiotika memperlihatkan apa yang membentuk tanda dan aturan-aturan apa yang menentukannya. Menurut Graeme Turner, sesuatu dianggap tanda (sign) bila mempunyai bentuk fisik, dapat dihubungkan dengan sesuatu diluar dirinya sendiri dan harus diakui oleh pengguna lain dalam sebuah sistem tanda (Turner dalam Chandler, Semiotica for beginers).
Analisis semiotik menyediakan kita sebuah konsep kerangka kerja menyeluruh dan seperangkat metode dan ketentuan yang bisa dipakai sejauh mungkin terhadap tanda-tanda praktis seperti gerak, isyarat, pakaian, tulisan, fotografi, film dan sebagainya. Semiotika adalah ilmu tentang tanda (sign). Namun, ia juga merupakan proses mental. Proses ketika kita mencoba menemukan makna (meaning) suatu objek melalui rekonstruksi dan kombinasi tanda-tanda.[8]
Berkenaan dengan studi semiotik pada dasarnya pusat perhatian pendekatannya adalah pada tanda (sign). Menurut John Fiske, (1990:40) terdapat 3 area penting dalam studi semiotik, yakni:
a.              Tanda itu sendiri (the sign itself). Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian manusia yang menggunakannya.
b.             Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda (the codes or system into which signs are organized). Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan  suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploitasi saluran komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya.
c.              Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja  the culture within which these codes and signs operate. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.
G.           Kerangka Pikir Penelitian
Pada penelitian analisis semiotika dengan paradigma kritis ini, peneliti hendak membongkar makna dibalik penggunaan bahasa dalam iklan Kuku Bima Ener-G versi kepulauan di Indonesia. Dan model analisis semiotik yang penelitih pilih adalah model dari Roland Barthes.
Model semiotika Roland barthes ini menjelaskan tentang bagaimana menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatiannya tertuju pada gagasan tentang signifikansi dua tahap.
Pada signifikansi tahap pertama, berisi tentang hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari sebuah tanda. Sedang konotasi adalah istilah Barthes untuk menyebut signifikansi tahap kedua yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Oleh karena itu, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap subyek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya.
H.           Metode Penelitian
1.             Pendekatan dan Jenis Penelitian
Nyoman Kutha Ratna (2010: 293) mengungkapkan pengertian mengenai pendekatan penelitian, yakni suatu cara mendekati atau menjinakkan sehingga hakikat objek dapat diungkap sejelas mungkin. Pendekatan memegang peranan pokok dalam penelitian kualitatif dengan pertimbangan bahwa objek adalah abstraksi kenyataan yang sesungguhnya.
Pendekatan perlu ditampilkan dalam metode penelitian karena setiap penelitian dilakukan dengan menampilkan sudut pandang, perspektif tertentu yang pada gilirannya menunjukkan ciri-ciri dominasi tertentu.[9] Ratna (2010: 293) menegaskan pula bahwa pendekatan memiliki hubungan erat dengan model analisis yang akan kita gunakan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma kritis. Penggunaan pendekatan ini didasari pemikiran: (1) paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media, dan pada akhirnya iklan harus dipahami keseluruhan proses produksi dan struktur sosialnya; (2) salah satu sifat dasar teori kritis adalah selalu curiga dan mempertanyakan kondisi masyarakat dewasa ini.
Dalam pandangan kritis, media juga dipandang sebagai wujud dari pertarungan ideologi antar kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Titik penting dalam memahami media menurut paradigma kritis adalah bagaimana media melakukan politik pemaknaan. Sebagaimana pendapat Stuart Hall, yakni makna tidak tergantung pada struktur makna itu sendiri, tetapi pada praktik pemaknaan. Oleh karena itu, makna merupakan suatu produksi sosial dan suatu praktik.[10]
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penilitian kualitatif dengan analisis semiotika model Roland Barthes. Jenis penelitian ini digunakan dengan alasan: (1) bahwa objek yang akan dikaji untuk diungkap maknanya adalah tanda, lambang bahkan simbol yang ada dalam sebuah iklan; (2) model semiotika Roland Barthes adalah model yang memberikan kedalaman ketika memaknai sebuah iklan dengan mendasarkan pada beberapa hal, antara lain: penanda dan petanda; gambar, indeks, simbol; fenomena sosiologis (misal, demografi orang dalam iklan dan orang-orang yang menjadi sasaran iklan); desain dari iklan termasuk tipe layout yang digunakan, warna, bahkan unsur estetikanya; publikasi yang ditemukan dalam iklan, dan khayalan yang diharapkan oleh publikasi tersebut.
2.             Unit Analisis
Yang dimaksud dengan unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian.[11]
Dalam penelitian ini sendiri, yang termasuk dalam unit analisisnya adalah iklan Kuku Bima Ener-G yang dibatasi hanya pada iklan dengan versi kepulauan di Indonesia. Di mana gambar diambil di tiap daerah yang berbeda-beda. Seperti pada versi Maluku, yang lebih mengangkat pariwisata dan budaya masyarakat Ternate, pengambilan gambar seputar daerah Ternate, Ambon dan Saparua. Sementara versi Sumatera Utara, disamping menggambarkan keindahan Nias, Toba dan Taman Mas Gunung Leuser juga menampilkan ragam kuliner di Medan, sedangkan versi Labuan Bajo II  pengambilan gambar pada pengembangan pariwisata Manggarai Barat yang mengedepankan pariwisata yang ramah lingkungan dan tetap menghargai budaya Manggarai Barat. Di daerah itu pengambilan gambar lebih banyak di kawasan taman Air Terjun Cunca Wulang, Pulau Komodo, Pantai Pink Beach, Takamasa dan kampung Bena di Bajawa.
3.             Jenis dan Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitan adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu.  Misal, peneliti yang mengamati tumbuhnya jagung, sumber datanya adalah jagung. Yang terakhir, apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan adalah subjek penelitian atau variabel penelitian.[12]

Oleh karena itu, dalam hal ini ada dua jenis data yang nantinya akan mendukung penelitian, diantaranya:
1.             Data primer, yakni data pokok atau data utama yang digunakan peneliti, yang dalam hal ini adalah Iklan Kuku Bina Ener-G versi kepulauan di Indonesia.
2.             Data Sekunder, yakni data pendukung yang turut membantu melancarkan penelitian. Sumber data sekunder ini berupa refrensi buku, jurnal, data-data kepustakaan, situs internet, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan fokus penelitian.
4.             Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam penelitian analisis semiotik ini, antara lain:
a.             Mencari topik yang menarik
Mencari topik merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti mencoba mengeksplorasi topik yang peneliti anggap menarik. Sehingga peneliti putuskan untuk mengungkap makna pesan yang terdapat pada iklan Kuku Bima Ener-G Versi Kepulauan di Indonesia. Menurut peneliti, sepintas iklan ini memiliki makna realitas sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat di samping adanya makna lain yang akan dikaji peneliti.
b.             Merumuskan masalah.
Masalah dirumuskan berdasarkan sisi menarik topik yang akan dikaji oleh peneliti beserta dengan tujuan yang hendak dicapai.

c.             Merumuskan manfaat
Manfaat dirumuskan berdasarkan dua pandangan, yakni pandangan teoritis dan praktis.
d.            Menentukan metode penelitian
Pada tahap ini peneliti memutuskan untuk menggunakan penelitian analisis semiotika. Dikarenakan tujuan dari peneliti adalah untuk mengungkap makna pesan dari sebuah iklan.
e.             Melakukan analisis data
Analisis data dilakukan dengan didasarkan pada aspek ideologi, interpretan kelompok, frame work budaya masyarakat Indonesia, aspek sosial masyarakat Indonesia, serta komunikatif tidaknya pesan yang terkandung dalam iklan Kuku Bima Ener-G versi kepulauan di Indonesia untuk dipahami masyarakat.
f.              Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan dengan membuat laporan penelitian yang sudah dianalisa dan tersusun secara sistematis.
5.             Teknik Pengumpulan Data
Terdapat tiga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a.              Wawancara
Pada penelitian ini selain menggunakan teknik dokumentasi, peneliti juga menggunakan teknik wawancara. Secara konseptual wawancara merupakan sebuah percakaan antara dua orang atau lebih yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti pada subyek, informan, sumber, atau responden penelitian untuk mendapatkan jawaban.[13]
Beberapa definisi wawancara dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut. Menurut Berg (2007:89) membatasi wawancara sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya tujuan untuk mengumpulkan informasi. Sudjana (2000:234) wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau penjawab.
Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara dengan pihak pembuat iklan, yakni perusahaan yang bergerak di bidang advertising yang membuat iklan Kuku Bima Ener-G Veri kepulauan di Indonesia guna memperoleh data yang lebih dalam mengenai makna iklan tersebut.
b.             Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan fenomena, peristiwa, yang sudah berlalu yang dikumpulkan dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk lisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi. Sedang dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, karya seni yang berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.[14]
Oleh karena itu, pada metode ini peneliti akan mencari data dari sumber-sumber lain tersebut yang berkaitan dengan iklan guna mendukung penelitian.

c.              Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan terhadap buku-buku komunikasi yang berhubungan dengan topik penelitian, serta penelusuran internet untuk memahami lebih jelas bagaimana memaknai sebuah pesan, sehingga peneliti mendapatkan gambaran sekaligus petunjuk bagaimana menganalisis sebuah iklan.
6.             Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika strukturalisme Roland Barthes. Alasan digunakannya teknik analisis ini karena peniliti hendak memahami makna melalui:
a.              Pesan linguistik
Menganalisa berdasarkan pesan linguistik berarti menganalisa semua kata-kata dan kalimat yang ada dalam iklan Kuku Bima Ener-G versi kepulauan di Indonesia.
b.             Pesan ikonik yang terkodekan
Analisa berikutnya adalah pesan ikonik yang terkodekan, yakni peneliti akan menganalisa konotasi yang muncul dalam gambar dan audio visual iklan yang hanya berfungsi jika dikaitkan dengan tanda yang lebih luas dalam masyarakat. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti akan menganalisa video iklan Kuku Bima versi kepulauan di Indonesia.
c.              Pesan ikonik yang tidak terkodekan
Pada analisa ini ditujukan pada denotasi harfiah, yakni pemahaman langsung dari gambar dan audio visual yang ada dalam iklan tanpa mempertimbangkan kode sosial yang lebih luas. Pemahaman langsung yang dimaksud di sini adalah tanda atau penunjuk dari sebuah elemen dalam iklan, sehingga pembaca bisa langsung mengerti dan menyimpulkan hanya dengan melihat elemen dalam iklan tersebut. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisa mengapa pihak pembuat iklan menggunakan gambar atau audio tersebut.
I.              Sistematika pembahasan
Dalam penelitian ini memiliki sistematika pembahasan, yang dapat dipakai untuk memudahkan bagi peneliti untuk mengurutkan pembahasan yang hendak dikajinya, serta meberikan gambaran yang lebih jelas pada skripsi ini, adapun sistematika pembahasan ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I                 : Pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengontrol dalam memahami pembahasan pada bab-bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari Konteks Penelitian, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, Definisi Konsep, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
BAB II                : Kajian Teoretis, adalah uraian tentang landasan teori yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab ini terdiri dari Kajian Pustaka dan Kajian Teori.
BAB III              : Penyajian Data, berisi tentang deskripsi umum objek penelitian serta deskripsi hasil penelitian.
BAB IV              : Analisis Data, yakni menganalisis hasil temuan penelitian serta konfirmasi temuan dengan teori.
BAB V                : Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.



J.             Jadwal Penelitian
No.
Uraian Kegiatan
Waktu Penelitian
Nov
Des
Jan
1.
Pra survei/studi pendahuluan
X


2.
Pembuatan proposal
X


3.
Pengumpulan data

X

4.
Analisis data

X
X
5.
Penulisan laporan


X






[1] http://cheryslearning.blogspot.com/2012/06/artikel-perkembangan-teknologi.html
[2] Zulkarimein Nasution. 1989. Teknologi Komunikasi. Jakarta: LPFEUI. Hal. 6.
[3] http://repository.upnyk.ac.id/747/1/MAKNA_IKLAN_TELEVISI.pdf
[4] http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2280740-pengertian-iklan-televisi/
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Kuku_Bima_Ener-G
[6] http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2011/05/kuku-bima-energi-angkat-daerah-wisata/
[7] Alex Sobur. 2003. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Hal. 95.
[8] kk.mercubuana.ac.id/files/92017-12-965069005328.doc
[9] Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hal. 180.
[10] Eriyanto. 2003. Analisis Wacana. Yogyakarta: LkiS. Hal. 37.
[11] Suharsini Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 143.
[12] Suharsini Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 129.
[13] Ismail Nawawi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi Interdisipliner. Jakarta: Dwi Putra Pustaka Jaya. Hal. 203
[14] Ismail Nawawi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi Interdisipliner. Jakarta: Dwi Putra Pustaka Jaya. Hal. 220.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar