Selasa, 12 Februari 2013

Komunikasi Sebagai Proses Sosial, Budaya, dan Politik


Proses komunikasi di dunia ini, senantiasa diperbaharui hari demi hari. Kalau dulu sistem komunikasi dilakukan lewat pelayanan pos, kemudian berkembang menjadi lebih maju dengan ditemukannya telegraf, kristal transistor, satelit, hingga saat ini yang semakin canggih ialah memory chips berupa peralatan mikro komputer.
Di Indonesia, perkembangan komunikasi juga berjalan sangat cepat. Komunikasi antarpersonal yang dulu menjadi andalan dalam proses komunikasi lambat laun posisinya sudah tergeser oleh media cetak dan elektronik. Hal ini lah yang kemudian membuat persaingan dalam lapangan media massa semakin ketat dan tentu saja mempengaruhi proses komunikasi.
Berangkat dari berkembangnya sistem komunikasi ini, maka muncul pertanyaan, bagaimana kaitan antara realitas komunikasi tersebut dengan sosial, budaya, dan politik? Atau dalam kata lain bagaimana komunikasi bisa dijelaskan sebagai proses sosial, budaya, dan politik?
A.           Komunikasi Sebagai Esensi Dasar Manusia
Manusia merupakan makhluk individu, ia akan berusaha memenuhi kebutuhan individunya terlebih dahulu baru kemudian kebutuhan yang lain (kebutuhan sosialnya).
Bagi Abraham Maslow, dalam teori kebutuhan, manusia memiliki lima macam kebutuhan yang harus dipenuhinya, (1) kebutuhan fisik biologis, (2) kebutuhan keamanan dan jaminan hidup, yang mencakup perlindungan dan ketetapan (3) kebutuhan diri dan penghargaan, (4) kebutuhan akan pemenuhan dan pencapaian diri, (5) kebutuhan sosial, dan bergabung dnegan kelompok.
Ada hal menarik berkaitan dengan kebutuhan yang dikemukaakan Maslow, yakni bahwa di samping manusia itu makhluk individu, ia sekaligus makhluk sosial. Maksudnya, seorang manusia akan terlihat jati diri kemanusiaannya ketika sudah terpenuhi kebutuhan sosialnya. Sebaliknya, ia akan kehilangan jati diri kemanusiaannya jika mengasingkan diri dengan manusia lain. Esensi manusia sebagai makhluk yang tidak terlepas dari orang lain inilah yang membuatnya berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Pada proses inilah komunikasi menjadi sangat berperan dalam membangun diri dan lingkungan manusia.
B.            Komunikasi Sebagai Proses Sosial
Pergaulan hidup antara manusia dengan lingkungan merupakan faktor utama dalam membentuk kepribadian dan perkembangan jiwa manusia. Sebab, manusia tidak akan mengalami perkembangan fisik dan psikis yang baik jika ia mengasingkan diri dari masyarakat sekitarnya.
Pertanyaannya kemudian, apakah komunikasi yang dilakukan manusia menentukan masyarakat atau sebaliknya?
Menurut Peter L. Berger (1991), hubungan antara manusia dengan masyarakat berlangsung secara dialektis dalam tiga momen, yaitu:
1.             Eksternalisasi, ialah suatu pencurahan kedirian dunia, baik dalam aktivitas maupun mentalitas. Melalui ekternalisasi manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.             Objektivasi, ialah disandangkannya produk-produk aktivitas (baik fisik maupun mental) suatu realitas yang berhadapan dengan produsennya (dalam hal ini manusia itu sendiri) dalam suatu kefaktaan (faktisasi) yang eksternal terhadap yang lain, daripada produsennya sendiri.
3.             Internalisasi, peresapan kembali realitas oleh manusia dan mentransformasikannya sekali lagi struktur-struktur dunia objektif ke dalam struktur-struktur kesadaran subjektif.
Dengan kata lain, melalui Eksternalisai masyarakat adalah produk manusia (menjadi kenyataan yang diciptakan manusia); melalui Objektivasi masyarakat menjadi kenyataan sendiri yang berhadapaan dengan manusia; melalui Internalisasi manusia merupakan produk masyarakat (menjadi kenyataan yang dibentuk masyarakat)
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial. Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan..Namun demikian, komunikasi juga tidak bisa lepas dari konteks sosialnya, karena ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat yang dikemukakan Berger.
Terdapat hasil pengamatan oleh Goran Hedebro terkait hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi atau media komunikasi, yakni sebagai berikut:
1.             Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa  peran komunikasi.
2.             Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat yang dapat membawa perubahan sosial.
3.             Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangungan sosial yang ada.
4.             Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang mengenai kehidupan.
Terdapat beberapa fungsi dari komunikasi sebagai proses sosial di masyarakat, yakni sebagai berikut:
1.             Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat. Komponen di sini meliputi individu, masyarakat, lembaga sosial, asosiasi, stratifikasi sosial, organisasi desa, dll.
2.             Komunikasi membuka peradaban baru manusia. Seperti peradaban negara barat yang menjadi maju dalam ilmu pengetahuan.
3.             Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat.
4.             Komunikasi berperan dalam sosialisasi nilai ke masyarakat.
5.             Ketika individu bersosialisasi dengan orang lain, maka ia menunjukkan jati diri kemanusiaannya.
C.            Komunikasi Sebagai Proses Budaya
Terdapat asumsi dasar dalam hal ini, yakni komunikasi merupakan suatu proses budaya. Maksudnya, komunikasi yang ditujukan pada orang atau kelompok lain tak lain adalah sebuah pertukaran kebudayaan.
Dalam suatu proses komunikasi antarbudaya, bahasa merupakan salah satu unsur yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, komunikasi juga disebut sebagai proses budaya.
Guna mengkaji lebih jauh tentang komunikasi sebagai proses budaya, perlu dipahami terlebih dahulu tentang pengertian budaya atau kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya.
Kebudayaan bukan hanya sekedar konsep, ia juga mempunyai wujud sebagai berikut: (1) wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia; (2) wujud sebagai suatau kompleks aktivitas; (3) wujud sebagai benda.
Kebudayaan merupakan perangkai individu-individu, karenanya manusia tidak akan bisa berbudaya jika tak ada rangkaian dengan manusia lainnya. Dengan demikian, kebudayaan juga merupakan aktivitas komunal antarmanusia.
Komunikasi adalah salah satu wujud kebudayaan. Sebab, komunikasi hanya bisa terwujud setelah sebelumnya ada suatu gagasan yang akan dikeluarkan oleh pikiran individu. Oleh karena itu, komunikais bisa disebut sebagai proses budaya yang ada dalam masyarakat.
Berikut tinjauan lebih konkret, hubungan antara komunikasi dengan isi kebudayaan:
1.             Dalam mempraktikkan komunikasi manusia membutuhkan peralatan-peralatan tertentu. Misalnya, untuk berbicara manusia membutuhkan bibir, dan hal-hal yang berkaitan dengan bunyi ujarannya.
2.             Komunikasi menghasilkan mata pencaharian hidup manusia. Misalnya, komunikasi yang dilakukan lewat televisi, mampu memberi penghasilan pada pekerja televisi tersebut.
3.             Sistem kemasyarakatan menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi. Misalnya, sistem hukum Indonesia.
4.             Komunikasi akan menggunakan bentuknya secara lebih baik manakala menggunakan bahasa sebagai alat penyampaian pesan kepada orang lain.
5.             Sistem pengetahuan atau ilmu pengetahuan merupakan substansi yang tak lepas dari komunikasi. Sebab, komunikasi tidak akan berlangsung menarik tanpa ada dukungan ilmu pengetahuan.
Komunikasi sebagai proses budaya tak bisa dipungkiri menjadi objektivasi antara budaya dengan komunikasi. Proses ini meliputi peran dan pengaruh komunikasi dalam proses budaya.
D.           Komunikasi Sebagai Proses Politik
Peran komunikasi dalam politik sangatlah penting. Karena, tanpanya komponen infrastruktur dan suprastruktur mengalami keterputusan hubungan sehingga mekanisme yang seharusnya dijalankan tidak bisa berkembang secara dinamis.
Satu contoh, ketika tidak terjadi komunikasi antara eksekutif dengan legislatif, atau tidak adanya komunikasi antara pemerintah dengan rakyatnya. Berbagai macam kebijakan negara tidak akan tersosialisasikan dan terlaksana dengan baik. Begitu juga berbagai bentuk keterlibatan rakyat dalam politik akan mengalami hambatan.
Dengan komunikasi sebagai proses politik, berbagai tatanan politik yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat akan berubah. Misalnya, tradisionalisme. Berbagai adopsi dari luar juga tidak akan mudah diterima begitu sja dan suatu saat akan mengalami kegagalan seandainya bertentangan dengan tradisi yang sudah ada.
Dengan demikian, komunikasi ibarat aliran darah yang mengalirkan pesan politik berupa tuntutan, protes, dan dukungan (aspirasi dan kepentingan) ke jantung (pusat) pemrosesan sistem politik. Dan hasil pemrosesan itu dilahirkan kembali oleh komuniaksi politik yang selanjutnya menjadi feedback sistem politik.
Berikut beberapa catatan penting yang bisa ditarik dari komunikasi sebagai proses politik:
1.             Komunikasi memiliki peran signifikan dalam menentukan proses perubahan politik di suatu negara.
2.             Ketika penafsiran suatu hal terdapat dalam pihak penguasa, maka akan memunculkan hegemoni komunikasi dan pola komunikasi yang memunculkan sikap indoktrinatif.
3.             Masih diwujudkannya tradisi politik yang mementingkan keseimbangan, harmoni, dan keserasian. Namun dalam kenyataannya justru tradisi tesebut dijadikan alat legitimasi politik penguasa atas nama stabilitas.
4.             Sebagai proses politik, komunikasi menjadi alat yang mampu mengalirkan pesan politik (tuntutan dan dukungan) ke pusat kekuasaan untuk diproses. Proses tersebut kemudian dikeluarkan kembali dan selanjutnya menjadi umpan balik (feedback). Ini artinya komunikasi sebagai proses politik adlaah aktivitas tanpa henti.

2 komentar:

  1. Kak,ini resume dari buku dan penulis apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf kak lupa. Mestinya emang dapet dari buku. Entah kenapa kok ngga ak kasih foot note pas posting ini

      Hapus